prewee.com – Obat memang diciptakan untuk mengobati suatu penyakit, namun ada beberapa jenis obat merusak ginjal yang perlu diwaspadai. Setiap obat biasanya memiliki efek samping dan efek yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis obat dan kondisi tubuh, ini mengapa dokter hanya memberikan resep obat untuk dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu dan dosis yang dapat disesuaikan. Obat yang dijual bebas tanpa resep biasanya sering disalahgunakan, mengkonsumsi obat memang tidak boleh sembarangan dan tidak boleh berlebihan. Jika asal mengkonsumsi obat akan muncul berbagai penyakit, salah satunya kerusakan ginjal.
Jenis Obat Merusak Ginjal Yang Perlu Kamu Waspadai
- Obat Anti Nyeri (NSAID)
Jenis obat pertama yaitu obat Anti Nyeri, jika terlalu sering mengkonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory atau NSAID yang dijual bebas seperti aspirin , naproxen dan ibuprofen yang bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. Jika ingin mengkonsumsi obat yang satu ini kamu harus benar-benar bijak dalam mengkonsumsinya dan sangat di sarankan untuk tidak mengkonsumsi jenis obatan tersebut terlalu sering dalam kurun waktu yang lama dan juga jangan sampai mengkonsumsi jenis obat yang satu ini dalam dosis yang tinggi karena berbahaya bagi kesehatan kamu. - Laksatif
Jenis obat merusak ginjal yang selanjutnya yaitu laksatif yang merupakan obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi kesulitan buang air besar, tapi jika kamu terlalu sering menggunakan laksatif atau menggunakan jenis obat ini dengan tujuan untuk menurunkan berat badan justru akan mengakibatkan ginjal tidak berfungsi dengan baik dan tubuh bisa mengalami dehidrasi. Menurut sebuah penelitian, menyalahgunakan obat laksatif ini akan mengakibatkan jumlah elektrolit di dalam tubuh menjadi tidak seimbang, elektrolit seperti sodium dan potasium atau kalium sangat penting untuk tubuh. Jumlah elektrolit yang tidak seimbang bisa meningkatkan resiko gagal ginjal, serangan jantung dan juga muntah-muntah, maka dari itu sebaiknya jangan mengkonsumsi jenis obat yang satu ini secara berlebihan untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit yang tidak diinginkan. - Antibiotik
Gagal ginjal akut merupakan sebuah kondisi yang mana ketika ginjal secara mendadak tidak bisa menyaring kotoran yang ada di dalam darah, gejala penyakit gagal ginjal akut antara lain tubuh menjadi bengkak, terlihat sangat lelah dan mengalami sesak napas. Beberapa contoh antibiotik yang sangat beresiko dan bisa menyebabkan gagal ginjal akut yaitu aminoglycoside, cephalosporin, dan vancomycin. Sebagai informasi aminoglycoside sendiri merupakan antibiotik yang umumnya digunakan untuk mengobati fibrosis kistik, yaitu kelainan yang dapat merusak paru-paru dan sistem pencernaan tubuh. Menurut sebuah penelitian, penggunaan jenis obat yang satu ini bisa menyebabkan ginjal menjadi tidak berfungsi dan kemudian akan mengalami gagal ginjal akut, oleh karena itu pastikan perhatikan dosis dan jangan berlebihan mengkonsumsinya. - Obat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Jenis obat merusak ginjal yang selanjutnya yaitu obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhibitor dan angiotensin II receptor blockers atau ARB merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau yang dikenal dengan hipertensi. Salah satu efek samping dari penggunaan obat ini yaitu dapat menyebabkan kadar kalium yang ada di ginjal dan darah menjadi meningkat dan kondisi disebut dengan hiperkalemia. Resiko penurunan fungsi ginjal tinggi jika ACE inhibitor digunakan bersamaan dengan obat NSAID atau obat diuretik, menurut kedokteran kombinasi dari tiga obat tersebut bisa berujung pada gagal ginjal akut. - Obat Untuk Pasien AIDS
Salah satu obat yang digunakan untuk pasien yang mengidap AIDS yaitu protease inhibitor. Contoh obatnya yaitu Tenofovir dan Retrovir, protease inhibitor sendiri digunakan untuk mencegah replika virus di dalam tubuh, menurut sebuah penelitian pasien AIDS yang mengkonsumsi obat Tenofovir dapat beresiko mengalami gagal ginjal akut jika pasien tersebut memiliki gejala AIDS yang sangat serius, pasien memiliki riwayat gangguan pada ginjal, pasien sudah menjalani terapi dalam durasi yang lama. Untuk memantau kondisi ginjal pasien AIDS perlu melakuan tes glomerular filtration rate dan urinalisis setahun sekali, jika nilai dari GFR kurang dari 50 ml per menitnya maka harus disesuaikan lagi dosis obatnya.