AstraZeneca dan University of Oxford telah mengumumkan langsung hasil uji coba skala besar atas kandidat vaksin Corona yang tengah dikembangkan telah mencapai 90 persen efektivitas dan bertujuan bahwa efektivitas serta perkembangannya terus mengalami peningkatan agar dapat digunakan dengan segera. Hasil ini telah diperoleh walaupun telah memakan waktu hingga berbulan – bulan lamanya melakukan uji coba terhadap lebih dari 20.000 relawan yang berasal dari negara Inggris, Afrika Selatan dan Brazil.
Uji coba tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa vaksin yang akan digunakan untuk mengatasi Corona dapat menghentikan pengembangan gejala orang yang terinfeksi lebih parah dibandingkan orang – orang yang telah terpapar Corona. Sebelumnya, uji coba kandidat vaksin ini sempat dihentikan sementara karena mengalami kendala pada salah satu relawan yang mengalami ‘penyakit tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa diidentifikasikan’. Kemudian, uji coba pun harus dilakukan lagi setelah beberapa minggu kasus tersebut terjadi.
Hasil terbaru telah menunjukkan kandidat untuk pengguna vaksin AstraZeneca dan Oxford, kemudian menyusul hasil positif seperti vaksin yang telah dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer dan Moderna. Melansir langsung dari sumber Business Insider, pada Senin, 23 November 2020, ternyata terdapat beberapa hal terkait mengenai vaksin AstraZeneca dan Oxford dan pengembangan efektivitasnya. Berikut adalah ulasan lengkap yang harus anda ketahui:
Kabar Bahagia! Hasil Uji Coba Vaksin Corona Telah Di Klaim Mencapai 90 Persen Efektif
Berdasarkan suatu uji coba yang dilakukan untuk vaksin Covid – 19 AstraZeneca dan Oxford, rupanya masih dikembangkan hingga hasil yang telah ditemukan mencapai 90 persen efektif untuk digunakan. Vaksin yang dilakukan uji coba tersebut disuntikkan ke seluruh kandidat dengan dua dosis, setidaknya dengan jarak satu bulan yang sama dengan vaksin Pfizer dan vaksin Moderna.
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, efektivitas vaksin rupanya bervariasi, hal tersebut ditemukan lantaran ukuran dosis yang digunakan berbeda – beda. Dalam beberapa kasus pasien yang telah menjadi kandidat untuk uji coba vaksin, rupanya vaksin tersebut telah menunjukkan keefektifan mencapai 62 persen. Akan tetapi, pada pasien yang diberikan separuh dosisnya telah disuntikkan untuk pertama kali, kemudian diikuti pada suntikkan kedua, efektivitasnya telah meningkat tajam hingga mencapai 90 persen. Sementara untuk kedua metode yang digabungkan, vaksin ini telah mencapai efektivitas mencapai 70 persen.
Vaksin AstraZeneca Dan Oxford Lebih Murah Di Bandingkan Pfizer Dan Moderna
Vaksin dari AstraZeneca dan Oxford ini rupanya dapat disimpan hingga jangka waktu enam bulan untuk suhu lemari es yang normal. Kondisi ini pula berbeda dengan kondisi vaksin Pfizer yang harus disimpan terlebih dahulu pada suhu dibawah minus 70 derajat celcius. Sedangkan untuk kondisi vaksin Moderna, harus disimpan terlebih dahulu untuk minus 4 derajat Fahrenheit, barulah dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya. Dengan kemampuan tersebut, tentu saja vaksin AstraZeneca dan vaksin Oxford berpotensi lebih mudah untuk disalurkan dan tidak sulit membutuhkan suhu untuk penyimpanan.
Vaksin ini juga dijual dengan harga yang lebih murah daripada vaksin Pfizer dan vaksin Moderna. Adapun untuk harganya, telah berkisar antara harga 3 – 4 dollar Amerika Serikat per dosis. Sementara itu, untuk vaksin Pfizer telah membanderol kandidat vaksinnya mencapai 19,50 dollar AS per dosisnya untuk 100 juta dosis pertama. Vaksin Moderna mengatakan bahwa akan menetapkan harga vaksin antara 25 – 37 dollar AS per dosis, semua bergantung pada ukuran pemesanan.
Target Produksi Vaksin Mencapai 3 Miliar Di Tahun 2021
Selaku Wakil Eksekutif BioPharmaceuticals R & D di AstraZeneca, ialah Mene Pangalos, telah mengatakan bahwasanya perusahaan tersebut telah melakukan persiapan yang matang untuk memproduksi hingga 3 miliar dosis vaksin di tahun 2021 mendatang. “Kami memiliki kapasitas yang cukup untuk mendistribusikan hingga 3 miliar dosis di tahun 2021 mendatang. Jadi, saya pikir cukup realistis untuk berpendapat, jika vaksin dianggap aman dan efektif untuk dilakukan serta otoritas nantinya, maka penyuntikkan dapat dilakukan kepada orang – orang dari seluruh dunia untuk mengakhiri pandemic Covid – 19 dengan segera,” ungkapnya. Pangalos pun tidak lupa mengatakan bahwasanya manufaktur telah dilakukan dan akan berlanjut untuk terus memproduksi lebih banyak dosis vaksin.
Data Laboratorium Vaksin AstraZeneca Dan Oxford
Badan Obat Eropa atau EMA, telah mulai melakukan evaluasi data laboratorium yang dihasilkan untuk vaksin dengan tujuan “tinjauan bergulir”, yang dapat membuat persetujuan dengan segera agar memperoleh hasil lebih cepat. “Tinjauan yang dilakukan adalah salah satu instrumen pengatur yang akan digunakan oleh EMA untuk mempercepat penilaian dari obat atau vaksin yang telah dijanjikan selama darurat untuk kesehatan publik,” kata EMA pada awal November 2020 lalu. Tinjauan vaksin Corona sengaja dilakukan dan tetap diperkirakan akan berlanjut hingga suatu bukti telah diperoleh dengan cukup. Sebelumnya, EMA telah menggunakan suatu metode tinjauan ini atas proses penilaian obat Covid – 19 remdesivir.