prewee.com – Warga desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. Beramai-ramai untuk memborong mobil baru hingga fenomenanya viral. Kini, mereka merupakan warga kampung milyarder setelah mereka mendapatkan uang ganti rugi untung lahan Kilang Minyak. Unsur kompetisi pun dimulai saat itu juga dengan fenomena satu desa borong mobil dijelaskan oleh Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menjelaskan bahwa orang yang membeli mobil merupakan hal yang lumrah.Â
Tetapi yang terjadi di Tuban dipicu karena adanya kontestasi antar warga. “Kalau menurut saya itu ada unsur kompetisinya ya. Karena itu terkait kontestasi gaya hidup. Orang beli mobil biasa ya sebenarnya. Kalau sebelumnya di masyarakat perkebunan panen tembakau itu beli macam-macam. Itu biasa. Dulu cengkeh juga begitu. Ketika cengkeh jaya, itu petani cengkeh di desanya yang tidak ada listrik ya beli kulkas, beli TV, dan lain-lain. Itu biasa,” ujar Bagong kepada detikcom, Kamis (18/2/2021) seperti yang dilansir dari sumber berita detikcom.Â
Warga yang memborong mobil lebih dari satu harus disadarkan akan pentingnya arti Investasi. Sebab, jika tidak mereka akan membelanjakan hingga kebablasan. Lalu bagaimana jika terdapat warga yang sudah sadar dan sudah terlanjur membeli? Himbauan yang diberikan oleh Bagong supaya pemerintah setempat untuk turun tangan. Sebab, dalam hal ini pemerintah harus memberikan edukasi mengenai Literasi keuangan dan pengelolaan keuangan untuk jangka panjang. “Kadang kan mereka tidak ingat itu. Pikirannya jangka pendek. Nah ini kan persoalan literasi keuangan supaya orang sadar juga bahwa yang terjadi merugikan dalam jangka panjang,” imbuh Bagong.Â
Meskipun mereka mendapatkan uang milyaran rupiah, mereka akan tetap hidup seperti biasa yang akan tetap bertani dan berkebun. Perubahan yang mereka alami hanyalah pembelian mobil, banyak rumah yang direhab saja. “Ya tak ada yang berubah banyak sebenarnya. Mereka yang bertani tetap ke ladang dan sawah. Yang punya ternak juga sibuk cari rumput atau pakan ternak lainnya. Ya pasti saat ini yang terlihat beda banyak rumah yang sedang direhab,” ujar Siti kepada awak media detikcom, Kamis (18/2/2021). Aksi beli mobil itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Dalam video itu nampak terlihat belasan truk towing yang membawa mobil baru ke Jalan Desa Sumurgeneng. Tetapi, fenomena ini membuat Bos Pertamina sedih terhadap warga Tuban dan mengkhawatirkan yang akan terjadi kelak di masa depan mereka.Â
Fenomena Satu Desa Borong Mobil Buat Bos Pertamina Sedih
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya menanggapi dan mengakui dirinya khawatir dan sedih terkait fenomena satu Desa borong mobil. Warga tersebut berasal dari Desa Sumurgeneng, Desa Wadung dan Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Tuban. Bos Pertamina yang akrab disapa dengan nama Kadek tersebut mengkhawatirkan masyarakat yang mendadak menjadi miliarder itu terancam jatuh miskin kembali dikarenakan tidak bisa mengelola uang dengan baik. “Kalau ini (terancam miskin) terjadi, saya yang salah, karena tidak mengawal dan mendampingi mereka,” kata Kadek, saat dikonfirmasi dengan sumber berita Kompas.com, Rabu (17/2/2021).Â
Riset sosial yang akan dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga merupakan tugas dari pihak Pertamina. Pihaknya juga ingin melibatkan warga dalam berbagai program padat karya sebagai upaya kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tengah masyarakat. Pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan skil warga yang baik, terlebih lagi adanya pembinaan ini bisa menjadi solusi alternatif di tengah sulitnya masa Pandemi Covid-19.Â
Kepala Desa Sumurgeneng Gilianto mengatakan dari 840 Kepala keluarga (KK) di desanya tersebut ada 225 KK yang menjual tanahnya ke Pertamina. Tanah tersebut merupakan tanah yang akan digunakan untuk Proyek Kilang Minyak New Grass root refinery (NGRR) yang merupakan perusahaan asal Rusia dan bekerja sama dengan Pertamina. Rata-rata warag mendapatkan uang ganti untung sebanyak Rp. 8milyar dari penjualan tanah tersebut. Bahkan warga yang memiliki tanah empat hektar beserta tanaman mendapatkan uang sebesar Rp 26 miliar. Semoga dengan adanya tujuan utama dalam pembinaan yang diberikan oleh pihak pertamina merupakan jalan terbaik dalam menyadarkan warga untuk mengelola keuangannya dengan baik untuk masa depan.