Kita mungkin memang tidak asing lagi dengan aplikasi platform pembayaran digital maupun non-tunai. Diman saat ini semuanya beralih secara online, mau tidak mau semuanya perlu untuk kita ikut alurnya karena hal ini berdampingan dengan adanya perkembangan zaman yang kian terus meningkat. Apalagi banyak aplikasi layanan pembayaran digital yang memanfaatkan media pembayaran online dengan mengadakan promo besar-besaran untuk para penggunanya.
Dari sekian banyak alat pembayaran digital yang banyak beredar di seluruh Indonesia, Go-Pay termasuk juga pada pembayatan yang paling sering digunakan terutama untuk kebutuhan ojek online. Ia juga mulai akrab dengan Go-Deals, fitur terbaru dari Go-Jek. Go-Deals yakni dengan menggunakan fitur dari Go-Jek yang menawarkan berbagai promo atau diskon. Dengan begitu para penggunanya kana lebih tertarik untuk selalu menggunakan pembayaran melalui aplikasi yang mengadakan promosi terhadap barang yang mereka beli.
Untuk anda dapat memenangkan promo yang berlaku, maka para pelanggan Go-Jek seperti Beni harus membayar melalui Go-Pay. Go-Jek memang sedang jorjoran untuk bisa memperkuat posisi Go-Pay sebagai salah satu aplikasi pembayaran non-tunai. Go-jek pun mulai masif untuk terus mempromosikan Go-Pay di banyak gerai-gerai makan yang potensial. Di Wingstop Restaurants contohnya, di dekat kasir terlihat promo Go-Pay bertuliskan ‘Makan Wingstop Ga Bisa Stop Bayar Pakai Go-Pay Beli 1 Dapat 3’.
Beberapa resto yang lain seperti halnya restaurant Hoka-Hoka Bento juga telah menerapkan pembayaran via Go-Pay untuk transaksinya. Selain itu, Go-Jek juga telah berpartisipasi dalam memanfaatkan para driver untuk ikut menawarkan isi ulang Go-Pay kepada para pelanggan mereka. Platform pembayaran digital untuk layanan Grab yaitu OVO juga melakukan strategi yang juga mirip-mirip. OVO, sebagai sarana alat pembayaran digital di bawah gurita bisnis Lippo Grup ini juga ikut memberikan suatu penawaran pada promo yang tidak kalah menarik dari Go-Pay.
Yang mana pada promo 1 rupiah contohnya, untuk sekali perjalanan mungkin ia akan menggunakan jasa Grab, ada juga sebuah promosi yang bernilai 1 rupiah untuk parkir seharian, promo 1 rupiah berlaku pada setiap pembelian minyak goreng, dan produk yang lainnya.Akan tetapi, ada syarat dan ketentuan yang berlaku dalam promo ini. “Dengan adanya program 1 rupiah, kami pun juga yakin untuk dapat menarik untuk para pengguna aplikasi Grab supaya dapat beralih menggunakan metode pembayaran non-tunai dengan OVO,” ujar Adrian Suherman, Presiden Direktur OVO yang kami kutip dari Tirto.id.
Promo-promo semacam ini tentu untuk membantu kita dalam meningkatkan jumlah pengguna. Pengguna masing-masing layanan pembayaran digital kedua entitas bisnis ini memang diklaim telah mencapai hingga jutaan. Per Oktober tahun 2017, pengguna aktif Go-Pay diklaim telah mencapai hingga 11 juta orang. Sementara itu, untuk pengguna aplikasi layanan pembayaran digital OVO, mereka juga telah mengklaim terinstal lebih dari 60 juta ponsel.
Kemajuan teknologi hingga saat ini membuat Era pembayaran digital pelan-pelan telah masuk di kawasan perkotaan yang ada di Indonesia ketika berada kota-kota di Cina dan juga termasuk negara yang lainnya telah begitu masif dengan sebuah layanan ini. Strategi para penyedia platform pun juga ikut melakukan pembayaran digital untuk bisa membantu menarik dan juga membiasakan pelanggan memang perlu untuk bisa dilakukan, harga promo merupakan salah satu caranya.
Akan tetapi, promo atau diskon juga telah mempunyai sebuah konsekuensi pada biaya yang perlu untuk dikeluarkan korporasi. Jurus ala ‘bakar uang’ memang tidak dapat untuk dihindari demi menarik konsumen. Go-Jek pun juga pernah menerapkan sebuah strategi untuk ‘bakar uang’ ketika kali pertama mereka memperkenalkan ojek online. Pada medio 2015, Go-Jek pun juga ikut menawarkan tarif yang begitu sangat murah, biaya perjalanan dengan ojek konvensional Rp20.000-Rp30.000, dengan ojek online yang hanya bertarif Rp8.000-Rp15.000.
Strategi ini juga telah sukses diterapkan sampai konsumen pun dimanjakan dengan layanan pembayaran digital pada aplikasi Go-Pay dengan tarif yang jauh lebih miring daripada uang tunai. Strategi bakar uang Go-Jek dapat dukungan yang kuat dari para investor. Pada awal berdiri, Go-Jek mendapatkan dana ratusan juta dolar AS. Terakhir, Go-Jek mendapatkan pendanaan senilai US$1,5 miliar pada Februari 2018. Dengan dukungan dana yang besar, Go-Jek semakin memantapkan penetrasi ke platform layanan pembayaran digital Go-Pay dengan promo-promo yang cenderung menggiurkan untuk strategi “bakar uang”.
Akan tetapi, Go-Jek menyebutnya bahwasanya hal tersebut tidak seperti demikian itu, Galuh Chandra Kirana, SVP Marketing Go-Pay pun juga telah memberikan jawaban yang diplomatis “promo merupakan cara kami membantu untuk dapat memperkenalkan dan mempromosikan rekan usaha kami. Ini sesuai dengan misi Go-Pay menjadi mitra bagi rekan usaha agar bisnisnya terus berkembang,” katanya yang kami kutip dari Tirto.id. Namun, tidak bisa untuk dipungkiri bahwasanya upaya untuk bisa menjaring sebanyak-banyaknya pelanggan dengan pembayaran digital adalah bisnis yang menggiurkan.