Dr. Asep Saepudin menegaskan bahwasanya pada Masjid Istiqlal menjadi ikon wisata religi global dengan banyaknya kunjungan dari wisatawan domestik sampai mancanegara untuk menikmati pemandangan yang lebih Islami di Indonesia. Konsep awalnya kebanyakan merupakan berkunjung ke masjid istiqlal sambil beribadah pada sebuah destinasi wisata dan juga pada cagar budaya dengan aspek keunikan sejarah serta keindahan arsitektur pada masjid Istiqlal menjadi daya tarik seluruh pengunjung yang datang.
Pada kesempatan yang sama, Rinto Taufik Simbolon juga sempat memaparkan bahwa tercatat tidak kurang dari seratus masjid yang ada di seluruh Indonesia yang dijadikan sebagai tempat untuk destinasi wisata, akan tetapi hingga saat ini masih belum ada yang menjadikan masjid-masjid ini sebagai pusat kebudayaan. Diharapkan Masjid Istiqlal ini pun nantinya akan melakukan langkah untuk bisa menjadi pusat kebudayaan. Masjid adalah tempat untuk kita bisa melakukan persilangan budaya dan sarana silaturahim.
Ungkapnya, pariwisata yang awalnya adalah seseorang yang sudah mempunyai berbagai macam jenis tujuan supaya para manusia bisa dengan mudah untuk merasakan kesenangan telah berubah paradigma yaitu menyelaraskan manusia dengan alam. Wisata religi pada pelaksanaannya pun adalah sebuah kegiatan yang tepat untuk mengunjungi tempat suci atau menyaksikan dan melaksanakan ritual keagamaan. Diantara model wisata yang terbanyak di nusantara yakni untuk melakukan wisata ziarah.
Sedangkan potensi sasaran promosi wisata adalah untuk para millennial travellers dan diaspora Indonesia uang saat ini berada di luar negeri.New Istiqlal dengan daya pikat interior, pertamanan yang apik dan kilauan cahaya lampu pada saat sedang malam hari dan juga bisa dipastikan bahwasanya menambah nilai lebih wisata religi Masjid Istiqlal ke depan. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat sebagai leading sector pelayanan wisata Masjid Istiqlal siap untuk membantu pihak pengelola dalam melayani wisatawan yang akan berkunjung dengan dukungan dari pihak media komunikasi dan juga pada promosi yang mana diantaranya merupakan sebuah optimalisasi media sosial.
Turut hadir juga dalam sebuah acara ini Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satria, Kepala Bidang Sosial serta salah satu Pemberdayaan Umat, yakni adalah Laksamana Pertama TNI (Purn) Dr. Asep Saepudin dan pejabat di lingkungan BPMI. Pada salah satu acara webinar ini dipandu oleh Mulyono Lodji, M.Si, salah satu pengurus struktural BPMI. KH. Nasaruddin Umar dalam sambutan pembukaan pun juga sempat memberikan informasi dan juga sempat menyampaikan bahwa Masjid Istiqlal ini pun nantinya akan berupaya untuk meniru Masjid Nabawi dalam membantu mengoptimalkan fungsi dan juga peran masjid.
“Sudah waktunya untuk merubah paradigma, dari umat yang memberdayakan masjid menjadi masjid yang memberdayakan seluruh umat manusia,” pungkas Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga didapuk sebagai Ketua Harian BPMI. Sebagai keynote speaker, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, telah memberikan sebuah apresiasi terhadap nilai keindahan yang terdapat pada Masjid Istiqlal yang telah berhasil mengangkat masalah ekonomi dari para umat yang mana tidak hanya untuk melakukan ibadah mahdhah. Sebab Masjid Istiqlal ini telah diakui sebagai Ikon Wisata Religi Global yang ada di Indonesia.
“Potensi 700.000 masjid di Indonesia sebagai salah satu marketplace menjadikan masjid mempunyai salah satu peran yang sangat penting sebagai salah satu titik sentral untuk melakukan pemberdayaan pada umat yang berbasis UMKM dan Istiqlal ini pun dapat menjadi role modelnya,” ungkap Teten yang kami kutip dari Tirto.id. dengan antusias karena dapat berkunjung dan melihat secara langsung potensi usaha di Masjid Istiqlal. Sementara itu, Ahsanul Haq juga dapat memotret ekosistem ekonomi Masjid Istiqlal sebagai masjid yang dapat dengan mudah terkoneksi oleh masyarakat dalam berbagai macam jenis aktivitasnya saat berkunjung ke Masjid Istiqlal.
Untuk itu, lanjut Teten, dalam mengurusi urusan digital marketing Masjid Istiqlal perlu untuk dibantu supaya nanti marketnya tidak bisa diambil pihak luar apalagi ekonomi syari’ah yang telah naik dan hanya memerlukan waktu untuk empowering saja. Dalam kesempatan yang sama, Nurhayati Subakat, pendiri Wardah kosmetik ini, juga mulai menceritakan usahanya sejak awal merintis PT Paragon pada tahun 1985 hingga saat ini bisa menjadi perusahaan raksasa dan membawa Wardah menjadi branding terbesar yang ada di Indonesia dalam bidang kosmetik dan nomor tiga di negara Malaysia.
“Kunci keberhasilannya yakni dengan melakukan berbagai macam inovasi, kreatifitas serta kerja keras,” menurut seorang saudagar Minang ini yang tidak berminat untuk menjual perusahaan serta bidang usahanya kepada pihak asing. Menurutnya, kelahiran salah satu kosmetik ternama di Indonesia yakni Wardah sebagai pionir kosmetik halal yang ada di Indonesia sangat konsen terhadap upaya-upaya pemberdayaan kaum perempuan, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan pelatihan digital marketing serta pendampingan bagi para reseller. “Kegiatan seperti itu bisa dikerjasamakan bersama Masjid Istiqlal,” harap peraih brand internasional yang tumbuh paling cepat nomor enam di dunia.
“Pada potret ekosistem ekonomi Masjid Istiqlal dimulai dari area parkir, di sini telah ada sebuah data yang nantinya akan teridentifikasi melalui barcode, transaksi belanja dengan menggunakan e-money di lingkungan masjid, kegiatan di ruang terbuka yang melahirkan interaksi dan merupakan sebuah fasilitas dalam pertemuan kaum muda perintis bisnis startup,” menurut seorang arsitek yang konsen dalam bidang pengembangan digitalisasi masjid-masjid di Indonesia.
Senada dengan pembicara sebelumnya, Ibu Rahmah sebagai seorang perwakilan dari DOKU yang juga akan menyiapkan aplikasi e-Istiqlal dan mereka juga telah menjelaskan bahwa e-Istiqlal nantinya akan menggabungkan beragam fungsi mulai dari konten islami terkini khas Masjid Istiqlal, pada sebuah layanan Fintech yang berbentuk dompet elektronik, market place komunitas, kanal media sosial, dan berbagai macam fitur yang lainnya. “Berbasis komunitas, fitur dan juga sebuah konten yang akan kami selenggarakan di mana hal ini akan ditujukan untuk kita bisa memberikan dukungan pada berbagai aktivitas para penggunanya secara online, baik yang merupakan jamaah Masjid Istiqlal maupun masyarakat umum,” Menurut Rahma yang kami kutip dari Tirto.id.