Minggu 22 November 2020 dikabarkan aktivitas gunung merapi semakin meningkat dengan jelasnya runtuhan material dan guguran tebing Lava Gunung Merapi. Pelaporan terkait adanya sejumlah hewan seperti Lutung turun ke pemukiman warga pasca kejadian tersebut, sekitar pukul 08.00 WIB di sisi utara kawah gunung yang merupakan perbatasan. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mengkonfirmasi pada selasa kemarin terkait pelaporan lutung-lutung yang berjumlah 5 ekor tersebut turun ke pemukiman warga Dusun Pajegan.
“Kemarin sempat turun lima ekor lutung di Dusun Pajegan, Tegalmulyo, Kemalang, Klaten,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Penjelasan Pujiati, tebing Lava yang 1954 di sisi utara kawah perbatasan Jawa tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),sudah mulai berguguran pada pukul 06.50. WIB. “Minggu (22/11) pukul 06.50 WIB terjadi guguran yang terlihat dari CCTV BPPTKG yang terdapat di Deles, Kemalang, Klaten. Sekitar pukul 08.00 WIB dilaporkan ada lutung yang turun,” sebutnya.
Hutan yang berada di lereng gunung merupakan tempat tinggal lutung-lutung tersebut, diduga dengan aktivitas Gunung merapi yang semakin mencekam, para Lutung tersebut hingga turun dan memasuki kawasan pemukiman. Pelaporan pun kembali memantau terkait keberadaan kelompok satwa tersebut yang sudah kembali ke hutannya dengan normal. “Saat ini lutung tersebut sudah kembali ke hutan. Aktivitas hewan masih biasa,” ucap Pujiati. Diperkirakan karena turunnya lutung ke pemukiman dikarenakan adanya guguran dari lava 1954, tetapi belum diketahui jelas dengan penyebab lainnya sehingga satwa hutan turun ke lereng Gunung Merapi.
Tidak Hanya Lutung Turun Ke Pemukiman, TNGM Temukan Jejak Macan Tutul Yang Berada Di Jalur Evakuasi
Pelaporan di hari yang sama setelah adanya pemantauan Lutung turun ke pemukiman, ternyata ditemukannya jejak macan tutul di jalur evakuasi. Setelah keresahan warga adanya sejumlah satwa lutung yang turun ke pemukiman, ternyata warga dihebohkan dengan jejak kaki satwa yang diduga macan tutul dari hutan diatas Gunung Merapi. Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Memastikan terlebih dahulu untuk jejak kaki yang berada di jalur evakuasi di kabupaten Sleman. Setelah meneliti dengan jelas ternyata jejak tersebut bukan penemuan jejak Macan tutul yang terakhir ditemukan 2012 lalu.
“Macan tutul sebelum erupsi 2010 katanya pernah ditemukan, setelah erupsi 2012 sebenarnya teman-teman pernah melihat jejaknya atau bekas cakarannya di Gunung Bibi daerah Boyolali atau di Plawangan (Sleman) masih ditemukan (bekas) cakar,” kata Pujiati saat dihubungi wartawan, Selasa (24/11/2020). Memang pada tahun 2012 mereka kehilangan jejak macan tutul secara jelas cakar dan fisik satwanya,bahkan hanya penemuan kijang dan kucing hutan besar yang merupakan makanan macan tutul.
Karena kondisi merapi tidak kondusif banyak hewan seperti Kucing hutan besar yang sebesar kijang dengan satwa lainnya untuk pindah ke Merbabu. “Sebenarnya dari lereng Merapi ke Merbabu ada sungai yang menghubungkan. Koridornya ada kebun ada sungai di Selo Boyolali,” paparnya. Pemeriksaan dan penelitian dengan jejak cakar tersebut merupakan jejak Anjing bukan macan tutul atau kucing hutan besar. Kalaupun itu adalah jejak cakar kucing hutan, seharusnya perpindahan kelompok satwa tersebut melewati Selo tapi masih banyak pemeriksaan bukti lainnya.
“Diduga perpindahannya lewat Selo tapi masih perlu pembuktian. Satwa di TNGM ada kijang, trenggiling, musang, kucing hutan, elang,” pungkas Pujiati. Semoga pemeriksaan dalam pembuktiannya segera didapatkan supaya masyarakat yang masih berada di pemukiman tidak dreshakan akan satwa-satwa liar di hutan Merapi, sehingga adanya penanganan yang tepat.