Prewee.com – Sri Purnomo, selaku Bupati Sleman, dikabarkan terjangkit Covid-19. Dirinya dinyatakan positif Covid-19 pada Kamis, 21 Januari 2021. Sepekan sebelum terjangkit virus Corona, rupanya Sri Purnomo telah menyelesaikan proses vaksinasi Sinovac. Merespons informasi mengenai status positif Bupati Sleman ini, di media sosial pun langsung ramai akan pertanyaan besar. Dimana pertanyaan tersebut menuju pada keefektifan vaksin Covid-19 Sinovac yang berasal dari China. Mengapa bisa Bupati Sleman dinyatakan positif walaupun sudah menyelesaikan vaksinasi? Berikut adalah pembahasan lengkapnya:
Bupati Sleman Terjangkit Covid-19, Vaksin Sinovac Jadi Perbincangan
Sebelum hadirnya proses vaksinasi Sinovac, memang lah banyak sekali isu mengenai vaksin tersebut. Walaupun tidak bisa dihindari bahwa berita-berita palsu pun semakin merajalela di media sosial. Baru-baru ini, berita vaksin kembali menjadi perbincangan publik. Pasalnya, Bupati Sleman, Sri Purnomo, telah menyelesaikan proses vaksinasi. Namun, Sri Purnomo dinyatakan positif selang sepekan dari penyelesaian vaksinasi tersebut.
Sehingga, banyak orang bertanya-tanya akan keefektifan vaksin Sinovac asal China ini. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, yakni dr Siti Nadia Tarmizi, yang menanggapi berita tersebut menjelaskan bahwasanya vaksin Sinovac membutuhkan waktu agar bisa membentuk antibodi pada tubuh seseorang. Adapun waktu yang diperkirakan, adalah 14-28 hari setelah proses penyuntikan kedua selesai. Bupati Sleman dan seluruh anggotanya, telah mendapatkan suntikan pertama vaksinasi Covid-19, pada 13 Januari 2021.
Suntikan kedua baru diselenggarakan pada dua pekan selanjutnya setelah suntikan pertama diselesaikan. “Vaksin Covid-19 masih membutuhkan waktu lebih untuk memberikan antibodi pada tubuh seseorang. Sekitar 14028 hari setelah penyuntikan kedua diselesaikan. Apalagi ini kan baru satu dosis penyuntikannya, sehingga antibodi tersebut masih belum terlalu cukup untuk melawan virus Covid-19,” kata Nadia, yang kami lansir dari sumber Kompas.com, pada Jumat, 22 Januari 2021.
Bukan hanya itu saja, Nadia menegaskan bahwasanya vaksin tidak dapat menyebabkan infeksi untuk siapapun. Hal itu dikarenakan virus Covid-19 yang ada di vaksin tersebut telah mati. “Kalau Bapak Bupati kondisinya baik walaupun dinyatakan positif dan termasuk OTG (orang tanpa gejala), dan bahkan saat diperiksa untuk bagian paru-parunya juga gak ada gangguan apapun. Yang artinya, kita juga mengetahui bahwa vaksin Covid-19 yang diberikan pada Bapak Bupati memberikan perlindungan yang cukup, sehingga tidak menderita sakit yang berat layaknya pasien lain yang belum menyelesaikan proses vaksin,” kata Nadia.
Nadia mengimbau agar mereka yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 ataupun yang belum mendapatkan selalu mematuhi protokol kesehatan agar tidak menambah kasus Covid-19 di Indonesia. Kepada para penerima vaksin yang positif terjangkit virus Corona, ia mengingatkan untuk tetap melakukan isolasi mandiri walaupun tidak merasakan gejala seperti yang dirasakan oleh Bupati Sleman. Namun jika mengalami gejala, alangkah baiknya untuk segera datang ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan penanganan pertama.
Vaksin Sinovac Membutuhkan Dua Kali Suntikan
Dilansir dari sumber Kompas.com, pada 13 Januari 2021, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, yakni Prof. DR Sri Rezeki S Hadinegoro dr SpA(K), mengatakan bahwasanya suntikan vaksinasi Covid-19 seharusnya dilakukan dua kali secara bertahap. Karena, vaksinasi proses pertama tidak akan mendapatkan memberikan antibodi yang cukup dan meningkat secara drastis. “Paling tidak setelah dua kali suntik, ya membutuhkan waktu 14 hari sampai 1 bulan baru antibodi bisa membentuk dengan maksimal,” kata dia.
Professor Sri menyebutkan, pemberian vaksin itu harus dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan tujuan mengurangi gejala infeksi atau kesakitan yang parah dan meminimalisir risiko kematian akibat terjangkit virus Covid-19. Sebelumnya, Sri Purnomo menyatakan kondisinya yang dinyatakan sebagai Orang Tanpa Gejala atau OTG bukanlah karena vaksin Covid-19 dan tidak ada sangkut pautnya dengan vaksin tersebut. “Saya meyakini betul bahwa hasil swab saya yang positif ini tidak berkaitan dengan vaksin yang saya terima di minggu lalu. Tidak ada laporan di dunia bahwa virus mati dinyatakan sebagai virus hidup kembali,” kata Sri Purnomo, dalam keterangan tertulisnya, pada Kamis, 21 Januari 2021.
Menurut Sri Purnomo, dirinya telah mengidap virus Corona karena baru satu kali menyelesaikan vaksinasi, sehingga imunitas tubuh nya belum maksimal dan antibodi pun belum mendukung sedikitpun. Ia berharap agar seluruh warga menyelesaikan proses vaksinasi Sinovac sebanyak dua kali suntikan, sehingga antibodi akan terbentuk dengan sempurna dan tidak mudah terjangkit Covid-19.