Insiden kriminal di sebuah hotel ternama di Bekasi tepatnya penyerangan ini terjadi di BATIQA Hotel Jababeka oleh tujuh orang tamu yang menimpa dua orang staff BATIQA Hotel Jababeka yakni kepada Staff Resepsionis dan Executive Chef yang mana pada hari itu tengah melangsungkan jam kerja shift sebagai MOD (Manager On Duty). Kronologi pengeroyokan staf hotel Jababeka ini berawal pada saat delapan orang tamu datang ke BATIQA Hotel Jababeka pada sekitar pukul 02.00 pagi yakni (3/1/2021) yaitu tujuh pria dan satu wanita yang ketika itu datang ke Hotel Jababeka dalam keadaan mabuk.
Ketika itu, mereka yang datang ke Hotel Jababeka ini lantas memesan salah satu kamar untuk mengistirahatkan si tamu wanita tersebut. Tidak lama kemudian, ketujuh tamu pria tersebut datang ke konter Front Office serta mereka menyampaikan bahwa mereka ingin mengorder minuman dari Fresqa Bistro, yang mana kemudian pesan tersebut dijelaskan oleh Staff resepsionis bahwa restoran kami telah tutup, karena jam operasional restoran dalam masa pandemi yakni sampai pada jam 9 malam.
Akan tetapi usai penjelasan tersebut ketujuh tamu Hotel jababeka itu pun langsung bersikeras untuk memesan minuman dari restoran, maka dari itu Security Hotel yang sedang bertugas bergegas untuk menghubungi Divisi Executive Chef yang sedang ditugaskan sebagai MOD pada hari itu melalui whatsapp. Pada saat itu juga MOD pun langsung bergegas turun untuk menghandle permintaan dari ketujuh tamu yang baru datang tersebut. Saat MOD menuturkan penjelasannya kepada tujuh tamu tersebut bahwa mereka sudah tidak dapat memesan lagi dari Fresqa Bistro sebab jam operasional sudah tutup.
Namun dengan penjelasan tersebut justru membuat mereka tetap bersikeras ingin konsumsi di area restoran. Lalu 7 orang tersebut juga meminta supaya disediakan saja tempat untuk mereka minum dan minumannya mereka akan beli dari luar hotel Jababeka. Pada akhirnya MOD pun meminta waktu sebentar ke kantornya (yang berada dibalik konter FO) untuk menghubungi General Manager yang berperan sebagai Pimpinan di BATIQA Hotel Jababeka. Akan tetapi, selang waktu selama 3 menit, mereka pun langsung meminta MOD keluar dan mereka pun juga memaksakan diri untuk masuk ke kantor, namun hal tersebut tidak berhasil karena dihalangi oleh Staff Resepsionis.
Pasca cekcok tersebut ketika hendak menghalangi mereka masuk, Staff Resepsionis dipukul oleh mereka yang tetap bersikeras untuk masuk ke dalam. Tidak lama kemudian MOD keluar dari kantor, salah satu dari ketujuh pria tersebut menarik kerah bajunya sampai robek menuju ke area Game Corner, kemudian MOD pun didorong, ditendang, dipukuli, dengan cara yang sangat sadis hingga pada akhirnya MOD tersungkur. Tanpa ampun, para pelaku tersebut secara bergantian mengeroyok MOD yang mana pada saat itu tidak memberikan perlawanan apapun kepada mereka.
Setelahnya MOD pun diminta untuk pulang oleh mereka, ketika MOD berjalan menuju area luar hotel, mereka pun tetap memukul, serta menendang Heru. Beberapa dari pelaku yang sedang bergerombol tersebut mengklaim bahwa mereka merupakan bagian anggota dari aparat TNI/POLRI. Saat mereka sudah sampai di area luar hotel mereka pun melanjutkan aksi pengeroyokan tersebut secara sadis terhadap MOD dan juga Staff Resepsionis HOtel Jababeka Cikarang.
Terdapat dua anggota polisi berseragam datang sebab dihubungi oleh para pelaku tersebut untuk membawa MOD ke polisi karena tuduhan atas perilakunya yang tidak sopan, kemudian datang juga security kawasan Jababeka, akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang menghentikan aksi pengeroyokan tersebut. Kejadian ini pun sudah berlangsung dari jam 02.25 hingga 03.30 pagi, sekarang ini Korban pun telah mengalami luka-luka dan lebam akibat aksi pengeroyokan staf hotel Jababeka, dan juga telah melakukan Visum di Hosanna Medica Hospital.
Kasus pengeroyokan ini telah dilaporkan ke Polsek Cikarang selatan oleh Korban untuk segera ditindak lanjuti. Selanjutnya tim kuasa hukum korban LBH Forum Pemuda Kalimantan Barat akan melakukan pendampingan hukum untuk memastikan para pelaku dapat dihukum sesuai dengan undang undang yang berlaku di Indonesia. Pasalnya kejadian kriminalitas seperti ini bukan hanya terjadi satu ataupun dua kali di Indonesia. Dampaknya jika korban tidak dihukum sesuai Undang-Undang yang berlaku, maka akan menimbulkan masalah baru yang bisa memakan korban jiwa..