prewee.com – Vaksin Corona atau yang sering disebut juga dengan Covid-19 digadang-gadang sebagai senjata pamungkas melawan pandemi. Penelitian dan uji cobanya sendiri sudah memasuki masa uji klinis manusia. Center for Disease Control and Prevention (CDC), pusat pengendali penyakit dari Amerika menjelaskan bahwasanya sampai saat ini masih banyak tahapan yang harus dilalui sebelum vaksin Covid-19 bisa didistribusikan secara luas. CDC mengatakan bahwa setiap orang memerlukan setidaknya dua suntikan vaksin tersebut. Dilansir Brilio.net dari laman resmi CDC, vaksinsebenernya bisa berfungsi dengan meningkatkan respons imun didalam tubuh terhadap virus agar tubuh siap melawan Covid-19 ketika terinfeksi.
Namun sayangnya vaksin ini sendiri bukan jaminan bahwa pandemi akan cepat berakhir. Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap harus selalu dijaga. Ke mana saja, kita harus menjaga jarak, memakai masker, serta rutin dalam mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Dilansir Brilio.net dari Washington Post, masih banyak sekali tahapan yang perlu untuk dilalui sebelum pandemi ini berakhir. Pembuatan vaksin sendiri memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak terlibat seperti pemerintah, peneliti, manufaktur, dan ahli kesehatan. Yang mana hingga saat ini masih menjadi perhatian adalah jalur distribusi vaksin dan siapa yang pertama berhak untuk mendapatkan vaksin tersebut.
Dari pihak Pemerintah Indonesia pun hingga saat ini masih menggodok jalur distribusi dan perizinan agar vaksin Covid-19 siap disebar ke pelosok negeri. Dilansir dari Liputan6, Kementerian Kesehatan sudah memastikan adanya ketersediaan vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac, Sinopharm, dan Cansino untuk 9,1 juta orang yang ada di seluruh Indonesia.
Tahapan Setelah Vaksin Corona Siap Untuk Diedarkan
- BPOM mengeluarkan izin darurat.
Penggunaan Vaksin COVID-19 dengan tepat tentunya nanti bisa mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa didistribusikan secara luas. Dilansir Brilio.net, izin ini juga sering di sebut sebagai Emergency Use Authorization (EUA). “Dari ketersediaan jumlah vaksin, apabila nanti sudah berhasil untuk dinyatakan bermanfaat (disuntikkan untuk 9,1 juta orang) ditandai dengan surat izin darurat,” tegas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI yakni adalah Achmad Yurianto. - MUI dan Kementerian Agama juga turut memberikan surat izin.
Vaksin Covid-19 ini pun tidak dapat serta merta untuk didistribusikan di seluruh Indonesia. Selain BPOM, Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga akan turut ikut andil dalam memperkenalkan sehingga vaksin ini pun nantinya bisa diterima oleh Muslim. “Sekaligus ada surat izin dari Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait kehalalan,” terang Achmad Yurianto yang dikutip dari Brilio.net. - Ada urutan prioritas untuk penerima vaksin
Achmad Yurianto seperti yang telah dilansir dari Brilio.net menuturkan bahwa hal ini nantinya akan ada urutan siapa saja yang berhak untuk pertama bisa mendapatkan vaksinCorona. “Ada urut-urutannya siapa yang akan disuntik. Saya lebih suka mengatakan ‘urutan’ daripada ‘prioritas.’ Jika nantinya pada ‘prioritas’ seakan-akan yang nomor dua itu nggak dianggap penting,” Serunya. Orang pertama yang nantinya akan mendapatkan vaksin Covid-19 adalah tenaga kesehatan yang melayani pasien corona. Setelah itu petugas kesehatan memeriksa spesimen, pelacakan kontak, serta juga seluruh jajaran pelayanan publik seperti Polri, Satpol PP, dan TNI. - Distribusinya meluas dan hanya diprioritaskan untuk orang sehat
Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah mengatakan bahwa mereka yang terlihat seperti baik-baik saja atau bahkan sehat berhak untuk lebih dahulu mendapatkan vaksin Covid-19. dalam rangka untuk melindungi dirinya,” kata Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar Satgas dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 seperti dilansir oleh kami dari Brilio.net. - Mereka yang kontak erat akan pasien akan mendapatkan prioritas
Untuk kamu bisa mencegah penularan Covid-19 ini, mereka yang kontak erat dengan pasien Covid-19 akan mendapatkan prioritas vaksin. Mereka yang pernah berhubungan dengan pasien mempunyai tingkat risiko penularan lebih tinggi. “Dan tentunya yang diberikan adalah orang-orang yang pasti mempunyai risiko yang cukup tinggi untuk tertular. Maka dari itu perlu juga untuk diberikan vaksin corona terlebih dahulu,” tutur Wiku seperti dikutip dari Brilio.net.